Senin, 03 Juni 2013

likuiditas

  1. BAB I PENDAHULUAN 
  2. A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembang pesatnya dunia usaha di era globalisasi ini, dan semakin banyaknya perusahaan baru. Sehingga menjadikan perusahaan-perusahaan untuk lebih efektif dalam menjalankan roda organisasi perusahaan sehingga tujuan perusahaan dalam mencapai target untuk memperoleh laba yang tinggi dalam jangka panjang tercapai. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Baik perusahaan yang berskala besar maupun kecil akan memberikan perhatian yang sangat besar dalam bidang keuangan ini, Terutama demi meningkatkan daya saing dengan perusahaan-perusahaan lain. Suatu perusahaan akan selalu terus meningkatkan posisi keuangan perusahaannya supaya dapat terus eksis dan mempunyai daya saing yang tinggi. Apalagi perusahaan-perusahaan yang notabenenya perusahaan yang memimpin pasar/leader, mereka akan terus berjuang untuk terus mempertahankan posisinya di dunia usaha modern ini dengan cara mencermati dan menganalisis kinerja keuangan perusahaan. Salah satunya adalah dengan menganalisis kinerja keuangan terhadap laporan keuangan. Dalam laporan ini dapat memberikan gambaran secara umum kinerja keuangan suatu perusahaan, baik secara bulanan, triwulanan, dan tahunan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi pada suatu periode tertentu yang merupakan hasil pengumpulan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. Laporan Keuangan dapat di analisis untuk melihat kondisi perusahaan, ada berbagai jenis teknik analisis yang digunakan untuk melihat kondisi perusahaan tergantung dengan kepentingan pihak-pihak yang melakukan analisis. Salah satu teknik analisis yang paling sering digunakan untuk menilai posisi keuangan adalah analisis rasio keuangan, karena dalam penggunaannya relative lebih mudah. Rasio mengambarkan suatu hubungan dan perbandingan antara jumlah tertentu dalam satu pos laporan keuangan dengan jumlah yang lain pada pos laporan keuangan yang lain. Ada beberapa kelompok rasio yang sering dipakai dalam menganalisis keuangan perusahaan seperti: rasio-rasio likuiditas, rasio-rasio Manajemen Utang, rasio-rasio Manajemen Aktiva, dan rasio-rasio profitabilitas. Dimana masing-masing rasio tersebut memiliki peran yang berbeda-beda dalam mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Berdasarkan Latar belakang di atas, dan pentingnya rasio-rasio seperti yang telah disebut kan sebalumnya diatas maka yang akan dibahas dalam makalah ini rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas 
  3. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi focus permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: Apakah pengertian rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai perusahaan? Apakah jenis-jenis rasio keuangan yang sering digunakan perusahaan untuk menilai kinerjanya? Siapakah pihak-pihak yang menggunakan analisis rasio keuangan? Seberapa pentingkah rasio keuangan bagi perusahaaan? C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah pengertian rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai perusahaan? Untuk mengetahui apakah jenis-jenis rasio keuangan yang sering digunakan perusahaan untuk menilai kinerjanya? Untuk mengetahui siapakah pihak-pihak yang menggunakan analisis rasio keuangan? Untuk mengetahui seberapa pentingkah rasio keuangan bagi perusahaaan? D. Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas kuliah pembelanjaan akuntansi, sebagai bahan bacaan tambahan bagi yang mencari reverensi tulisan, dan sebagai sumbangan pikiran dalam dunia akademisi. 
  4. BAB II PEMBAHASAN Pengertian Rasio Keuangan Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathemathical relationship) antara suatu jumlah tertentu degan jumlah yang lain dan den Gn menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard. Menuruh Munawir (2000: 64). Analisis rasio (ratio analysis) menunjukkan hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan, rasio (ratio) memperlihatkan hubungan matematis diantara satu kuantitas dan kuantitas lainnya. Sedanngkan Wild J. john. Berpendapat bahwa Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data laporan keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan data laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan dari tahun ketahun. Analisis rasio keuangan merupakan salah satu teknik dalam menganalisa laporan keuangan yang banyak digunakan untuk menilai kinerja perusahaan karena penggunaannya relatif mudah. (Sutrisno, 2003:247). Jadi dapat disimpulkan bahwa analisa rasio keuangan adalah salah satu teknik analisa laporan keuangan yang banyak digunakan yang menunjukkan hubungan diantara pos-pos dari data laporan keuangan secara matematis. Jenis-jenis rasio keuangan Rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan elemen-elemen laporan keuangan. Secara umum rasio keuangan yang sering digunakan oleh perusahaan adalah : Rasio likuiditas atau liquidity ratio Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Pengertian lain likuiditas, adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang yang harus segera dibayar dengan harta lancarnya. Likuiditas diukur dengan rasio aktiva lancar dibagi kewajiban lancar. Perusahaan yang mempunyai likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%. Ukuran likuiditas perusahaan yang lebih menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan ditunjukkan dengan rasio kas (kas dengan kewajiban lancar). Likuiditas merupakan biaya yang ditanggung pemodal jika ingin menjual sekuritasnya secara cepat. Sebagai contoh, rumah dianggap lebih tidak likuid dari pada sekuritas, karena untuk menjual dan memperoleh fair price, akan memerlukan waktu yang lebih lama. Untuk sekuritas, pengertian likuiditas dapat diukur dari perbedaan antara (permi ntaan) harga jual dan harga beli. Semakin besar selisih harga tersebut, semakin tidak likuid sekuritas tersebut. Bagi pemodal, portofolio yang lebih likuid akan dinilai lebih menarik daripada portofolio yang tidak atau kurang likuid. Current Ratio Current Ratio="Aktiva Lancar" /"Hutang Lancar" Dari hasil perhitungan current ratio, dapat disimpulkan bahwa setiap Rp. 1,- hutang lancar akan dijamin dengan –sebesar Rp,- aktiva lancar. Semakin tinggi current ratio maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya.; Quick Ratio/Acid Test Ratio Quick Ratio="Aktiva Lancar - Persediaan" /"Hutang Lancar" Dari perhitungan Quick Ratio maka dapat disimpulkan bahwa setiap Rp. 1,- hutang lancar akan dijamin dengan –sebesar Rp,- aktiva lancar yang paling lancar. Cash Ratio Cash Ratio="Kas +Efek" /"Hutang Lancar" Dari perhitungan cash ratio, maka dapat disimpulkan bahwa setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin dengan –sebesar Rp,- uang kas dan yang segera menjadi kas. Rasio solvabilitas atau leverage ratio Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio leverage menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage artinya perusahaan dalam beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan hutang. Total Debt to Total Asset Ratio Rasio total hutang dengan total aktiva/ rasio hutang Debt Ratio="Total Hutang" /"Total Aktiva" ×100% Artinya sebesar xx % perusahaan dibelanjai dengan hutang. Debt to Equity Ratio Rasio hutang dengan modal sendiri Debt to Equity Ratio="Total Hutang" /"Modal" ×100% Menunjukkan angka seberapa besar perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Time Interest Earned Ratio TIE disebut juga dengan Rasio Coverage yaitu perbandingan EBIT dengan beban bunga. "Time Interest Earned Ratio"="Laba Sebelum Bunga & Pajak (EBIT)" /"Beban Bunga" Dengan TIE ratio sebesar x kali, berarti keuntungan perusahaan hanya bisa menutup beban bunga sebesar x kalinya. Rasio Keuntungan atau Profitability ratios Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Rasio keuntungan mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan. Profit Margin Merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. "Gross Profit Margin"="Laba Kotor" /"Penjualan" ×100 % "Profit Margin"="EAT" /"Penjualan" ×100 % "Net Profit Margin"="EBIT" /"Penjualan" ×100 % Return On Asset ROA sering disebut juga rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. "Return On Asset"="EBIT" /"Total Aktiva" ×100 % Return On Equity Sering disebut juga dengan rate of return on net worth, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. "Return On Equity"="EAT" /"Modal Sendiri" ×100 % Return On Investment Merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. "Return On Investment"="EAT" /"Investasi atau Total Aktiva" ×100 % Earning Per Share Merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. "EPS"="EAT" /"Jumlah Lembar Saham" PERHITUNGAN RASIO-RASIO KEUANGAN RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI I. RASIO LIKUIDITAS A. Current Ratio Aktiva Lancar -------------------- Hutang Lancar 1.400.000 ------------- = 2,5 : 1 = 250% 560.000 Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Setiap hutang Lancar Rp 1,00 dijamin oleh oleh aktiva lancar Rp 2,50 B. Cash Ratio Kas + Efek = 400.000 = HL 560.000 = 0,71 atau 71% Kemampuan membayar utang dengan segara yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dapat diuangkan. Setiap hutang Lancar Rp1,00 dijamin oleh kas dan efek Rp 0,71 C. Quick ratio (Acid Test ratio) Kas +Efek + Hutang Hutang Lancar 200.000 + 20.000 + 160.000 560.000 = 1 : 1 atau 100% Kemampuan untuk membayar utang yg segera hrs dipenuhi Dg aktiva lancar yg lebih likuid. Setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin dengan quick assets 1,00 D. Working Capital to Total Assets Ratio Aktiva Lancar – Ht Lancar ------------------------------------- Jumlah Aktiva 1.400.000 – 560.000 ------------------------------ 3.000.000 = 0, 28 : 1 atau 28 % Likuiditas darin total aktiva dan posisi modal kerja neto. Setiap Rp 1, 00 assets perusahaan Rp 0,28 terdiri dari modal kerja (aktiva lancar) II. RATIO SOLVABILITAS Total Debt to Equity Ratio H Lancar + H JK Panjang Jml Modal Sendiri 560.000 + 600.000 1840.000 = 0,63 : 1 atau 63 % Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. 63% dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang. Total debt to total capital Assets Utg Lancar + Utg JK PJ Jumlah Modal/Aktiva 560.000 + 600.000 3.000.000 = 0,39 : 1 atau 39% Beberapa bagiam dari keseluruhan dana yang dibelanjai dengan utang. Atau Berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. 39 % dari setiap aktiva digunakan untuk menjamin utang. Long Term Debt To Equity ratio Hutag JK Panjang Modal Sendiri 600.000 --------------- = 0,33 : 1 = 33% 1.840.000 Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jk panjang. 33 % dari setiap rupiah modal sendiri Digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang. Tangible Assets Debt Coverage Jml Aktiva - Intangibles HL Hutang Jk Pjg 3.000.000 – 100.000 – 560.000 600.0000 2. 340.000 600.000 = 3,9 :1 atau 390% Besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang setiap rupiahnya Setiap rupiah Hutang JKPJ dijamin oleh aktiva tangible sebesare RP 390 Times Interest Earned Ratio EBIT Bunga HTG JK panjang 430.000 = 14,3 X 30.000 Besarnya jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga Hutang JK PJG III. RASIO KEUNTUNGAN A. Gross Profit Margin Penjualan Neto – Harga Pokok Penjualan ---------------------------------- Penjualan Neto 4.000.000 – 3.000.000 -------------------------- X 100 % 4.000.000 = 25% Laba Bruto per rupiah penjualan Setiap Penjualan menghasilkan laba bruto Rp 0,25. Operating Income Ratio ( Operating Profit Margin) Penjualan Neto – Hpokok Penjualan – Biaya ADM dan Umum ---------------------------------------- Penjualan Netto 4.000.000 – 3.000.000 –570.000 --------------------------------------- 4.000.000 = 10, 75% Laba sebelum Bunga dan Pajak (net operating income) oleh setiap rupiah penjualan Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba operasi Rp 0,11. Operating Ratio Hrg Pokok P enjualan + Biaya ADM + Biaya Penj + Biaya Umum --------------------------------------- Penjualan Neto 3.000.000 + 570.000 ------------------------- = 89,25 % 4.000.000 Biaya operasi per rupiah penjualan . Setiap rupiah penjualan memerlukan biaya Rp 0,89 Makin besar rasio makin buruk Net Profit Margin Keuntungan Neto sesudah Pajak -------------------------------------- Penjualan Neto 240.000 ---------------------- = 6 % 4.000.000 Keuntungan neto per rupiah penjualan Setiap rupiah penjualan menghsilkan keuntungan neto sebesar Rp 0,06 Earning Power of Total Investmen rate of return of total assets) EBIT -------------------------- JML AKTIVA 430.000 ------------------ = 14,3 % 3.000.000 Kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan Aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Setiap satu rupiah modal yang diinvestasikan menghasilkan keuntungan Rp 0,14 untuk semua investor Net Earning Power ratio / Return On Investment (ROI) Earninf After Tax ----------------------------- Jumlah Aktiva 240.000 = -------------------- = 8% 3.000.000 Kemampuan modal yg diinvestasikan Dlm keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto Rate of Return for the Owners (Rate of Return on Net Worth) Earning After Tax ---------------------------- ML Modas Sendiri 240.000 = ---------------- = 13 % 1.840. 00 Kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan biasa. Setiap rupiah modal sendiri menghasilkan keuntungan neto Rp 0,13 yg tersedia bagi pemegang shm preferen dan biasa Pihakk-Pihak Yang Menggunakan Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006) adalah sebagai berikut: Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan. Pentingnya Rasio Likuiditas, Rentabilitas, Dan Solvabilitas. Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan kita bisa melihat bagaimana prestasi manajemen dalam periode tersebut. Informasi dan gambaran perkembangan keuangan perusahaan dapat diperoleh dengan mengadakan interpretasi dari laporan keuangan, yakni dengan menghubungkan elemen-elemen yang ada pada laporan keuangan, seperti elemen-elemen dari berbagai aktiva satu dengan yang lainnya, elemen-elemen pasiva satu dengan yang lainnya, elemen aktiva dengan pasiva, elemen-elemen neraca dengan laporan rugi/laba, akan bisa diperoleh banyak gambaran mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan. Seperti yang diuraikan, bahwa laporan keuangan yang utama terdiri dari dua laporan, neraca dan laporan rugi/laba. Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Dalam neraca akan terlihat kekayaan perusahaan yang berupa aktiva lancar dan aktiva tetap, dan sumber kekayaan tersebut yang berasal dari hutang (jangka pendek dan jangka panjang) dan modal sendiri. Sedangkan Rugi Laba merupakan laporan yang menunjukkan hasil kegiatan perusahaan pada suatu periode tertentu. Pada laporan rugi laba akan tampak penghasilan, biaya, dan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama jangka waktu tertentu. Manfaat analisis rasio keuangan sangat penting. Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan. 
  5. BAB III KASIMPULAN DAN SARAN Kesimpilan Berdasarkan pembahasan diatas dalam makalah ini maka dapat dimpulkan Likuiditas adalah Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang harus segera dipenuhi. Kewajiban yang harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek. Solvabilitas adalah Rasio yang menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage artinya perusahaan dalam beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan hutang. Rasio rentabilitas Rasio keuntungan mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan. Saran Adapun saran yang dapat diberikan dalam makalah ini perusahaan harus memperhatikan rasio keuangan khususnya rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas demi mempertahankan eksistensinya dan meningkatkan profitabilitasnya, serta dalam proses pengambilan keputusan strategis perusahaan pihak manajemen puncak harus meluhat rasio keuangannya sebagai pertimbangn yang sangat penting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar